Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan menejemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan komponen penting dalam KTSP, yang pengembangannya harus dilakukan secara propesional. Tugas guru yang palng utama terkait dengan RPP berbasis KTSP adalah menjabarkan silabus kedalam RPP yang lebih operasional dan rinci, serta siap dijadikan pedoman atau scenario dalam pembelajaran.
Dalam KTSP, guru diberikan kewenangan secara leluasa untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik dan kondisi sekolah, serta kemampuan guru itu sendiri dalam menjabarkannya menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran yang siap dijadikan pedoman pembentukan kompetensi peserta didik. Agar guru dapat membuat RPP yang efektif, dan berhasil guna, dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan hakekat, fungsi, prinsip, dan prosedur pengembangan, serta cara mengukur efektifitas pelaksanaannya dalam pembelajaran.
Hakikat Perencanaan
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakikatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukandalam pembelajaran. Dengan demikian, RPP marupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam pembelajaran. RPP perlu dikembangakan untuk mengkoordinasikan komponen pembelajaran, yakni : kompetensi dasar, materi standar, indicator hasil belajar, dan penilaian. Kompetensi dasar berfungsi mengembangkan potensi peserta didik, materi dasar berfungsi memberi makna terhadap kompetensi dasar, indicator hasil belajar berfungsi menunjukkan keberhasilan pembentukan kompetensi peserta didik, sedangkan penilaian berfungsi untuk mengukur pembentukan kompetensi, dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi standar belum terbentuk atau belum tercapai.
RPP KTSP yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu ; identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran.
Identifikasi Kebutuhan
Identifikasi kebutuhan bertujuan antara lain untuk melibatkan dan memotivasi peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan ileh mereka sebagai begian dari kehidupannya dan mereka merasa memilikinya. Hal ini dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut ;
Peserta didik didorong untuk menyatakan kebutuhan belajar berupa kompetensi tertentu yang ingin mereka miliki dan diperoleh dari kegiatan pembelajaran.
Peserta didik didorong untuk mengenali dan mendaya gunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk memenuhi kebutuhan belajar.
Peserta didik dibantu untuk mengenal dan menyatakan kemungkinan adanya hambatan dalam upaya memenuhi kebutuhan belajarnya, baik yang dating dari dalam (interbal), maupun yang dating dari luar (eksternal).
Ketiga hal tersebut dapat dilakukan baik secara perorangan maupun secara kelompok. Secara perorangan peserta didik mengekspresikan pendapat masing-masing secara langsung, dan guru membantu mereka dalam menyusun kebutuhan belajar beserta hambatan-hambatannya. Secara kelompok peserta didik mendiskusikan kebutuhan belajar sehingga menjadi kesepakatan kelompok. Berdasarkan odentifikasi terhadap kebutuhan belajar bagi pembentukan kompetensi peserta didik, baik secara kelompok maupun perorangan, kemusian mengidentifikasi sejumlah kompetensi untuk dijadikan bahan pembelajaran.
Identifikasi Kompetensi
Kompetensi adalah sesuatu yang ingin dimiliki oleh peserta didik, dan merupakan komponen utama yang harus dirumuskan dalam pembelajaran, yang memiliki peran penting dan menentukan arah pembelajaran. Kompetensi yang harus dipelajari dan dimiliki peserta didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar yang mengacu pada pengalaman langsung. Peserta didik perlu mengetahui tujuan belajar, dan tingkat-tingkat penguasaan yang akan digunakan sebagai criteria pencapaian secara eksplisit, dikembangkan berdasaran tujuan-tujaun yang telah ditetapkan, dan memiliki kontribusi terhadap kompetensi-kompetensi yang sedang dipelajari. Penilaian pencapaian kompetensi perlu silakukan secara objektif berdasarkan kinerja peserta didik, dengan bukti penguasaan mereka terhadap suatu kompetensi sebagai hasil belajar. Dengan demikian dalam pembelajaran yang dirancang berdasarkan kompetensi, penilaian tidak dilakukan berdasarkan pertimbangan secara subyektif.
Penyusunan program pembelajaran
Penyusunan program memberikan arah kepada suatu program dan membedakannya dengan program lain. Berdasarkan hal tersebut keputusan dibuat dalam menentukan kegiatan apa yang akan dilakukan dan untuk kelompok sasaran mana, sehingga program itu menjadi pedoman yang kongkrit dalam pengembangan program selanjutnya.
Fungsi RPP
Pengembangan RPP harus diawali dengan pemahaman terhadap arti dan tujuannya, serta menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat didalamnya. Kemampuan membuat RPP merupakan langkah awal yang harus dimiliki seorang guru. RPP merupakan suatu perkraan atau proyeksi guru terhadap apa yang akan is lakukan selama proses pembelajaran terutam untuk pembentukan kompetensi peserta didik. Dalam RPP harus dijelaskan kompetensi dasar yang akan dimiliki pesrerta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipelajari, bagaimana cara mempelajarinya, serta guru harus tau behwa peserta didik telah menguasai kompetensi tertentu. Sedikitnya ada dua fungsi RPP dalam KTSP. Kesua fungsi tersebut adalah fungsi perencanaan dan fungsi poelaksanaan.
1. Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan adalah bahwa rencana pelaksanaan mendorong guru lebih siap melakikan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang baik secara tertulis maupun tidak tertulis.
2. Fungsi Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran dalam hal ini berkaitan dengan perencanaan yang dilakukan karena menyangkut efektifitas pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal ini, materi standar yang dikembengkan dan dijadikan behan kajian oleh peserta didik harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya, mengandung nilai fungsional, prktis, serta disesuaikan dengan kondisi lingkunagn, sekolah, dan daerah. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran harus terorganisasi melalui serangkaian kegiatan tertentu dengan strategi yang tepat dan mumpuni.
Prinsip Pengembangan RPP
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan RPP dalam menyukseskan implementasi KTSP, sebagai berikut ;
1. Kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas, mekin kongkrit kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.
2. RPP harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi peserta didik.
3. kegiatan yang di susun dan dikembangkan dalam RPP harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang diwujudkan.
4. RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.
5. Harus ada koordinasi antara komponen pelaksana program di sekolah, terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim atau dilaksanakan diluar kelas, agar tidak mengganggu jam-jam pelajaran yang lain.
Pengembangan RPP
Cara pengembangan RPP secara garis besarnya dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengisi kolom identitas
2. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan
3. Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta ndikator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun.
4. Merumusakan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indicator yang telah ditentukan.
5. Mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi pokok / pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi standar adalah utaian dari materi pokok / pembelajaran.
6. Menentukan motode pembelajaran yang akan digunakan
7. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir.
8. Menentukan sumber belajar yang digunakan.
9. Menyusun criteria penilaian, lambing pengamatan, contoh soal, dan teknik penskoran.
Kinerja Guru Dalam Pengembangan RPP
Untuk membuat RPP harus berdasarkan pengetahun pada beberapa hal diantaranya tujuan umum sekolah, tujuan mata pelajaran, kemampuan, sikap, kebutuhan dan minat peserta didik, isi kurikulum dan unit pelajaran yang disediakan dalam bentuk mata pelajaran, serta teknik-teknik pembelajaran jangka pendek.
Perencanaan merupakan suatu bentuk pengambilan keputusan. Sehubungan dengan itu RPP yang dikembangkan oleh guru keputusannya akan dipengaruhi oleh dua area, yaitu : (1) pengetahuan guru terhadap bidang studi, yang ditekankan pada organisasi dan penyajian materi, pengetahuan akan pemahaman peserta didik terhadap materi dan pengetahuan terhadap bagaimana mengajarkan materi tersebut. (2) pengetahuan guru terhadap system tindakan yang ditekankan pada aktivitas guru seperti : mendiagnosis, mengelompokkan, mengatur dan mengevaluasi peserta didik serta mengimplementasikan aktivitas pembelajaran dan pengalaman belajar. Kedua pengetahuan tersebut diperlukan guru dalam pengembangan RPP yang efektif.
Langkah-langkah ynag harus ditempu guru dalam pengembangan RPP antara lain sebagai berikut :
1. Menegidentifikasi dan mengelompokkan kompetensi yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran.
2. Mengembangkan materi standar.
3. Menentukan metode. Hal ini erat kaitannya dengan pemilihan strategi pembelajaran yang paling efisien dan efektifdalam memberikan pengalaman belajar yang diperukan untuk membentuk kompetensi dasar.
4. Merencanakan penilaian.penilaian hendaknya dilakukan berdasarkan apa yang telah dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi atau dengan penilaian berbasis kelas (PBK)
Dalam hal pembentukan kinerja guru sendiri setidaknya ada sepuluh factor yang mempengaruhi kinerja guru, baik itu factor internal maupun eksternal. Kesepuluh factor tersebut adalah :
1. Dorongan untuk bekerja
Seseorang akan bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan merealisasikan keinginan yang disita-sitakannya. Maslow (1970) menyusun teori kebutuhan manusia yang bersifat hirarkis pada lima tingkatan yaitu:
Pertama, kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan yang memerlukan pemenuhan yang mendesak, seperti kebutuhan akan makanan, minuman, air, dan udara.
Kedua, kebutuhan akan rasa aman yaitu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian dan keteraturan dari keadaaan lngkungannya, misalnya kebutuhan akan pakaian, tempat tinggal, perlindungan atas ketertekanan yang sewenang-wenang.
Ketiga, kebutuhan akan kasih sayang yaitu kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan hubungan efektif atau ikatan emosional dengan individu yang lain. Misalnya disayangi, diterima dan dibutuhkan oreng lain.
Keempat, kebutuhan akan rasa harga diri yang terbagi dua yaitu penghormatan atau penghargaan dari diri sendiri dan penghargaan dari orang lain. Misalnya hasrat untuk memperoleh kekuatan pribadi dan menddapat penghargaan dari apa yang dilakukan.
Kelima, kebutuhan akan aktualisasi diri yaitu kebutuhan yang akan muncul apabila kebutuhan yang lain sudah terpenuhi dengan baik. Misalnya seorang pemusik menciptakan komposisi musik atau seorang ilmuan menemukan suatu teori yang berguna bagi kehidupan.
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa kecendrungan seseorang dalam melakukan pekerjaan sebagian besar dipengaruhi oleh tingkat kebutuhan yang ada pada diri orang yang bersangkutan. Begitu juda guru dalam mengembangkan RPP tentu juga dipengaruhi oleh keinginan-keinginan yang ada pada dirinya.
2. Tanggung jawab terhadap tugas
Motivasi kerja guru disekolah dipengaruh oleh besar kesilnya tanggung jawab yang diembankan dalam pelaksanaan tugas, karena tanggung jawab itu memberikan kebebasan kepada guru untuk memutuskan apa yang dihadapinya dan bagaimana penyelesaian tugas yang diberikan kepadanya sehingga ia dapat mengoptimalkan segenap potensi yang ia miliki dalam bekerja dan dapat mengaktualisasikan keinginan dan cita-citanya secara optimal.
Dalam kaitannya dengan pengembangan RPP, Sudjana mengungkapkan bahwa “Tanggung jawab mengembangkan kurkulum mengandung arti bahwa guru dituntut untuk selalu mencari gagasan baru, dan menyempurnakan praktek pembelajaran”.
3. Minat terhadap tugas
Tugas-tugas yang dilaksanakan seorang guru mencerminkan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan minat terhadap tugas yang dibebankan kepadanya. Nawawi mengatakan bahwa minat dan kemampuan terhadap suatu pekerjaan berpengaruh terhadap moral kerja. Kaitannya dengan minat guru dalam pengembangan RPP berarti dalam diri guru terdapat perasaan dukan atau tidak suka untuk mengembangkan atau tidak mengembangkan RPP setiap akam melakukan pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
4. Penghargaan atas tugas
Penghargaan yang diberikan atas keberhasilan yang dicapai oleh seorang guru sangat berpengaruh terhadap motivasi yang memacu dan mendorongnya untuk bekerja dan berprestasi lebih baik. Nawawi mngatakan bahwa penghargaan, penghormatan, pengakuan, serta perlakuan terhadap pendidik sebagai subjek atau manusia yang mamiliki kehendak, pikiran, perasaan dan lain-lain sangat besar pengaruhnya terhadap moral kerja mereka. Sehingga apabila setiap keberhasilan yang dicapai guru diberikan penghargaan yang dapat membangkitkan motivasi dalam dirinya, maka guru akan lebih dapat mencintai dan menghargai tugas yang diberikan kepadanya.
Dalam kaitannya dengan pengembangan RPP, jika guru telah dapat menghargai tugas tersebut, maka dalam pengembangannya akan diwarnai dengan rasa cinta, bangga, dan tanggung jawab. Sehingga mereka dapat mengerahkan segala kemampuannya untuk mencapai hasil yang optimal.
5. Peluang untuk berkembang
Motivasi kerja seseorang dapat dilihat dari kesempatan yang bersangkutan untuk mengembangan diri dalam ranka meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam bekerja. Dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya, guru dituntut untuk mengembangkan berbagai potendi yang dimiliki secara optimal, sehingga dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat.
Perbaikan kompetensi propesional guru dapat dilakukan dengan dua jalut, yaitu pendidikan dalam jabatan dan pensisikan prajabatan. Pendidikan dalam jabatan dapat dilakukan melalui penataran, lokakarya atau seminar yang berkaitan dengan tugas utama guru di sekolah. Sedangkan pendidikan prajabatan dapat dilakukan dengan membentuk lembaga pendidikan tinggi pencetak calon guru yang berkualitas, yang dapat memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk dididik menjadi guru yang professional.
6. Perhatian dari kepala sekolah
Perhatian kepala sekolah dangat berpengaruh terhadap pengembangan profesionalisme dan kinerja guru serta tenaga pendidikan lainya disekolah. Perhatian kepala sekolah terhadap guru dapat dilakukan dengan mengadakan diskusi kelompok dan kunjungan ke kelas.
Diskusi kelompok merupakan kegiatan yang dilakukan kepala sekolah bersama dengan guru-guru dan tebaga administrasi lainya untuk memecahkan berbagai masalah guna mencapai suatu keputusan. Maslah-masalah yang dapat dipecahkan dalam diskusi kelompok antara lain masalah peningkatan profesionalisme guru, atau masalah temuan kepala sekolah ketika melakukan observasi kelas.
Kunjungan kelas dapat digunakan oleh kepala sekolah sebagai salah satu teknik untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran, media, dan keterlbatan peserta didik dalam proses pembelajaran, serta engetahui bagaimana peserta didik dapat membentuk kompetensi dasar dalam dirinya.
7. Hubungan interpersonal sesame guru
Motivasi kerja seorang guru juga dapat terwujud dengan adanya hubungan yang baik dengan lingkungan sekitarnya, disamping hasil perubahan secara fisik, seperti suasana kerja, dan kondisi fisik gedung sekolah. Hasil analisis Nawawi menyataka bahwa hubungan yang intim penuh kekeluargaan terlepas dari kesan formalitas ternyata berpengaryh positif terhadap moral kerja para pendidik. Oleh karena itu suasana kehidupan di sekolah harus dikondisikan sedemikian rupa, agar dapat melaksanakan pembelajaran berbasis kompetensi yang optimal.
8. MGMP dan KKG
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan dua organisasi atau wadah yang dapat meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru. Dalam MGMP dan KKG guru dapat saling bertukar fikiran, dan saling membantu memecahkan masalah yang dihadapi, termasuk bagaimana mensiasati kompetensi yang diuraikan dalam kurikulum dan mencari alternative pembelajaran yang tepat serta menemukan berbahai fariasi metode, dan variasi media untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Karena itu melalui MGMP dan KKG diharapkan semua kesulitan dan permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran dapat dipecahkan, dan diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan disekolah melalui peningkatan mutu pembelajaran.
9. Kelompok diskusi terbmbing
Kelompok diskusi terbimbing merupakan salah satu cara untuk meningkatkan profesionalisme guru. Diskusi ini biasanya dibimbing langsung oleh kepala sekolah. Kegiatan ini perlu dilaksanakan minimal satu kali dalam sebulan. Diskusi ini melibatkan kepala sekolah atau orang lain yang dianggap ahli dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh guru sehubungan dengan tugas utamanya membelajarjkan dan membentuk kompetensi peserta didik.
10. Layana perpustakaan
Salah satu sarana peningkatan profesionalisme guru adalah tersedianya buku sumber yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi guru. Layanan perpustakaan dapat memperkaya bahan-bahan yang diperlukan guru dalam meningkatkan profesionalismenya secara optimal.
Beberapa factor diatas apabila dapat dikelola dengan baik maka akan dapat meningkatkan profesionalisme guru, khususnya dalam pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Satuan Pendidikan : MTsN Yogyakarta 1
Kelas / Semester : VIII / 1
Pertemuan ke : 1 (satu)
Waktu : 1 x 15 menit
I. Kompetensi Dasar
Mampu menggunakan mufrodat dalam percakapan bahasa arab
II. Indikator / Tujuan Pembelajaran
a. Menghafalkan mufrodat baru dengan tema dengan benar dan baik.
b. Memahami arti masing-masing mufrodat baru dengan benar.
c. Mengaplikasikan mufrodat dalam contoh-contoh kalimat.
III. Materi Pokok
Mufradat
Uraian materi pokok :
Mufrodat baru dalam bacaan
Arti masing-masing mufrodat
Contoh-contoh dalam kalimat
IV. Strategi / Metode Pembelajaran
Active learning, ceramah, Tanya jawab, game.
V. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (4 menit):
a. Membuka pelajaran dengan sapaan (salam, menanyakan keadaan)
b. Menfokuskan perhatian murid dengan game
c. Menjelaskan indicator yang hendak dicapai
2. Kegiatan Inti (9 menit):
a. Guru meminta salah seorang siswa membaca mufrodat yang ada dengan suara lantang dengan diikuti oleh teman-temannya
b. Guru mengulangi membacakan mufrodat dengan sekaligus menyebutkan artinya.
c. Guru meminta siswa untuk menghafalkan arti dari tiap mufrodat
d. Guru menguji hafalan siswa dengan melakukan game
e. Beberapa siswa diminta maju kedepan untuk membuat kalimat dengan menggunakan mufrodat yang ditentukan guru.
f. Guru memberikan waktu untuk siswa yang ingin bertanya
3. Kegiatan Penutup (2 menit)
a. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan siswa dirumah
b. Guru menutup pelajaran dengan salam
VI. Penilaian
Pengamatan :
Penguasaan siswa terhadap mufrodat yang diajarkan
Kemampuan siswa dalam membuat kalimat dari mufrodat
Penugasan : Siswa mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
VII. Sumber / Alat
Sumber
Buku panduan bahasa arab kelas VIII Madarasah Tsanawiyah karangan DR. D. Hidayat. Terbitan PT. Karya Putra Semarang
Kamus Kontemporer Arab-Indonesia Al-Ashry
Alat :
White board dan spidol, OHP
Yogyakarta, 18 Februari 2009
Mengetahui,
Kepala Sekolah MTsN Yogyakarta 1 Guru Bahasa Arab
Asay Nurjal, M.Ag Romico Putra. S.Pd.I
NIP : 150 xxx xxx NIP : 150 xxx xxx
No comments:
Post a Comment