eramuslim - Salah satu yang akan membawa kebaikan kepada kita hingga akhirat kelak adalah do'a anak yang sholeh. Seperti kita menanamkan investasi, kita akan terus mendapat hasil dari apa yang kita investasikan. Jika kita salah menjalankan usaha, maka kita akan mendapatkan kerugian. Namun jika kita berhasil, maka kita akan mendapatkan keuntungan. Begitu juga halnya dalam mendididik anak.
Mendidik anak memerlukan keserasian. Perlu adanya keseragaman, kesepakatan, kepahaman kedua belah pihak, yaitu antara ayah dan ibu. Hal ini akan membawa pengaruh positif bagi perkembangan jiwanya. Jika tidak, anak akan tumbuh dengan kepribadian yang terbelah dan mendua (split personality). Hal ini membawa pengaruh buruk bagi pertumbuhan jiwa mereka.
Misalnya, ibu getol menyuruh anak untuk sholat dan sangat memperhatikan tilawah mereka, sedangkan ayah tidak peduli dengan sholat maupun tilawah anak-anaknya. Hal ini akan menyebabkan anak hanya melaksanakan sholat dan ngaji bila dihadapan ibunya saja, namun jika ibu tidak di rumah mereka tidak melakukannya, walaupun ada ayah disamping mereka. Makanya dalam Islam kita dianjurkan untuk memilih pasangan hidup yang sesuai, sepaham, seide, dan memiliki konsep yang jelas dalam mendidik anak.
Imam Ali mewasiatkan beberapa prinsip yang harus kita jalankan agar kita mampu menjadikan anak-anak kita menjadi anak yang sholeh, bertanggung jawab terhadap dirinya, orang tuanya, juga masyarakatnya. Menurutnya yang harus dijadikan dasar utama dalam mendidik anak adalah menanamkan nilai-nilai agama dalam jiwa anak. Anak harus dididik mengenal Allah, bertaqwa kepada-Nya dan memiliki rasa takut serta senantiasa kita ajarkan bahwa Allah sangat dekat dan selalu mengawasi hamba-Nya. Anak harus kita biasakan mencintai rasulullah, mengenal malaikat, melaksanakan ibadah-ibadah wajib maupun sunnah.
Anak harus dididik dan diajarkan tentang hakekat kehidupan dunia dan tujuan kita di kampung akhirat. Orang tua harus menyadari bahwa hubungan darah tidak akan selamanya lestari hingga akhirat kelak tanpa adanya ikatan ketaqwaan dan keimanan. Allah mengatakan, “Orang-orang yang (semula) saling mencintai pada hari (kiamat) satu sama lain menjadi musuh, kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (QS-Az-Zukhruf: 67).
Pupuk kerinduan di hati mereka terhadap kenikmatan syurga, dan ancaman terhadap bahaya neraka. Berharaplah agar kelak anak dan orang tua bisa berkumpul dan saling memberi kebahagiaan hingga akhirat kelak.
Tate Qomarudin mengatakan hendaklah setiap orang tua memperhatikan masa depan aqidah, iman dan akhlaq anak-anaknya. Anak kita merupakan salah satu estafet kita dalam menciptakan generasi rabbani yang akan menegakkan kalimatullah di muka bumi ini. Kepadanya bertumpu harapan tidak saja untuk kebahagiaan kita di dunia tetapi juga sebagai investasi kita kelak yang akan kita dapatkan dividennya nanti di akhirat sana.
Jika kita telah mampu menanamkan aqidah yang mantap kepada anak-anak kita sebagai bekal tidak saja bagi diri si anak itu sendiri, tetapi juga merupakan keuntungan kelak buat kita jika kita memiliki anak yang sholeh, maka kita telah memberikan modal yang kuat kepadanya. Mudah-mudahan anak-anak itu benar-benar dapat meberi syafaat kepada kita dan menjadi pemberat timbagan kita.
Anak kita adalah investasi kita. Jangan salah mendidik mereka. Mereka adalah asset dan investasi terbesar kita. Ciptakan anak yang sholeh, sehat dan cerdas. Latih kecerdasan spritual, emosi dan intelegensinya. Jangan pernah bosan dan lelah mengajari mereka. Dekatkan ia kepada kebaikan, jauhkan ia kepada kekufuran. Ia adalah amanah yang akan dimintakan Allah pertanggungjawabannya
No comments:
Post a Comment