Ada satu cerita yang boleh diragukan kebenarannya, ini berkisar tentang seorang anak di Amerika Serikat yang saat masih duduk di bangku sekolah dasar terpilih menjadi Golden Boy atau anak bangsa negeri Paman Sam itu. Saat upacara pemberian penghargaan oleh Presiden AS saat itu, sang anak menjawab dengan enteng, “Saya akan menjadi presiden AS kelak” saat dirinya ditanya sang Presiden tentang cita-cita yang ingin dicapainya. Beberapa puluh tahun kemudian, mimpinya terwujud dan dia menjadi presiden ke 42 negara adidaya tersebut setelah sebelumnya menjadi Walikota di negara bagian Arkansas, dialah William Jefferson Clinton atau yang biasa dikenal dengan Bill Clinton.
Terlepas dari benar tidaknya cerita diatas, tidaklah penting untuk diselidiki. Justru ada satu cerita lagi yang patut disimak, yakni tentang Tsubasa si pemilik tendangan gledek yang bersama kawan-kawannya, Misaki dan Wakabayashi menjadi pemain profesional dalam film kartun buatan Jepang tahun 1982. Dua puluh tahun kemudian, masyarakat Jepang seperti mewujudkan mimpi mereka ketika Tsubasa dan kawan-kawannya menjelma menjadi Hidetoshi Nakata, Inamoto dan sederet anggota tim nasional Negeri Sakura dalam Putaran Final Piala Dunia 2002 yang baru saja berlalu.
Di awal tahun 1990-an pernah beredar satu film yang berjudul First Knight, yang intinya bercerita tentang seorang jagoan kampung yang akhirnya masuk dalam jajaran Ksatria Utama sebuah kerajaan. Masih banyak cerita orang-orang besar lainnya baik itu kejadian nyata maupun hanya cerita-cerita dari film. Bahkan jika tak berlebihan, Nabi Allah Yusuf alaihi salam pun memulai segalanya dari mimpi saat ia masih kecil maupun ketika menta’wilkan mimpi seseorang dipenjara.
"Gantungkan cita-citamu setinggi langit", anda pasti masih ingat pesan klasik yang sering kita dengar keluar dari mulut guru-guru saat di Taman Kanak-Kanak atau sekolah Dasar. Para guru kita itu tidak salah, mereka tahu betul bahwa kita bisa mencitakan diri ini setinggi apapun kita mau. Namun ada syaratnya, Think Globally Act Locally, kalimat lama yang mungkin tidak asing lagi ditelinga kita. Orang-orang besar yang kita kenal yang mungkin memulai segalanya dari sebuah mimpi (catatan: mimpi tidak selalu hadir dalam tidur) senantiasa memulai dengan menapaki satu persatu langkah didepan yang paling mudah dilakukan, yang terjangkau untuk diraih, yang paling mungkin untuk dikerjakan. Bukan sesuatu yang jauh dari pandangan, dan bukan pula yang tidak mungkin bahkan dengan mimpi sekalipun.
Kemudian yang terpenting adalah visi yang jelas terbentang kedepan yang tapak-tapaknya bisa dilalui hingga mencapai apa yang kita cita-citakan. Rasulullah pernah mengingatkan para sahabat dengan menggambar seorang manusia ditanah, kemudian beliau membuat garis persegi sehingga membingkai gambar tersebut. Dari gambar tersebut rasul menarik garis lurus keatas seraya menjelaskan bahwa manusia memiliki keterbatasan dan garis keatas itu menunjukkan agar manusia tidak berpanjang angan melewati keterbatasan yang dimilikinya. Jelas, bertekad untuk mewujudkan cita-cita (mimpi) dengan mengerahkan segenap kesungguhan dan melakukannya secara bertahap sangat berbeda dengan berangan-angan tanpa melakukan satu apapun, karena itu berarti anda masih terus bermimpi.
Bergegaslah bangun dari mimpi, atau engkau akan kehilangan keindahan yang tengah engkau genggam … (salah satu kalimat dari syair lagu Ebiet G Ade). Wallahu ‘a’lam bishshowaab (Abi Iqna)
No comments:
Post a Comment