06 June, 2012

Contoh Kasus Cara Menangani Anak Berkesulitan Belajar



A.    Identitas Sekolah
Nama Sekolah      : MI Ma’arif Tracap
Alamat                 : Jln. Mangkusari Km. 01, Tracap, Kaliwiro, Wonosobo 56364

B.     Persoalan yang ditangani
Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal tersebut sangat wajar mengingat mereka juga berasal dari keluarga dan lingkungan yang berbeda pula.

Dalam hal belajar misalnya, setiap siswa juga mempunyai tingkatan dan kemampuan belajar yang berbeda pula. Bisa jadi cara belajar mereka pun tidak sama satu dengan yang lain. Adanya perbedaan kemampuan belajar tersebut mengakibat antara satu siswa dengan siswa yang lain kadang terjadi kesenjangan yang cukup besar. Maksudnya disatu sisi ada siswa yang sangat cerdas dan di sisi lain ada siswa yang kurang pandai. Bagi siswa yang cerdas tentu membuat bangga gurunya, akan tetapi siswa yang rendah prestasi belajarnya menjadi permasalahan tersendiri bagi guru dan juga siswa itu sendiri. Nah, dalam proses Bimbingan Konseling ini diambil sebuah permasalahan mengenai siswa yang rendah prestasi belajarnya atau siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Sebut saja Doni (bukan nama sebenarnya), adalah seorang siswa kelas 5 yang memiliki nilai hasil belajar terendah di kelasnya. Nilai rendah tersebut tidak hanya untuk satu atau dua mata pelajaran saja, tetapi hampir semua mata pelajaran. Dalam proses kegiatan belajar mengajar Doni terlihat sulit sekali menerima materi pelajaran. Selain itu Doni juga tidak bisa fokus terhadap pelajaran. Ia lebih suka bermain dan mengganggu teman sebangkunya. Tidak jarang guru seringkali menegurnya lantaran mengganggu konsentrasi siswa lain. Sayangnya Doni tidak lantas diam dan fokus pada pelajaran hingga jam pelajaran selesai. Beberapa menit kemudian ia kembali mengganggu temannya dan tidak fokus pada pelajaran. Pekerjaan Rumah (PR) yang diberikan guru pun sering tidak ia kerjakan.

C.     Solusi
Permasalahan Doni di atas tentu menjadi kekhawatiran guru dan juga orang tua. Oleh karena itu guru sebagai orang tua kedua dan juga dianggap lebih kompeten dalam mengenal dan memahami karakteristik siswa, mengambil langkah-langkah tertentu sebagai upaya untuk memberi solusi atas permasalahan yang menimpa Doni tersebut. Langkah-langkah yang diambil yaitu:
1.      Memanggil Doni dan berbicara empat mata perihal segala sesuatu yang terkait dengan masalahnya.
2.      Memberinya pengertian bahwa perbuatan yang dilakukannya salah.
3.      Memotivasi Doni untuk giat belajar dengan kata-kata persuasif.
4.      Menjelaskan kepada Doni akan pentingnya belajar, baik untuk sekarang maupun masa depan.
5.      Memberikan perhatian yang lebih dalam kegiatan proses belajar mengajar. Maksudnya jika Doni belum memahami suatu materi, guru harus dengan sabar menjelaskannya kembali dengan kata-kata yang mungkin lebih mudah dimengerti.
6.      Memberinya hadiah sebagai penyemangat jika prestasinya meningkat.
7.      Mengajak peran serta orang tua untuk ikut membantu dan mengawasi Doni dalam kegiatan belajar di rumah.

D.    Analisis
Kesulitan belajar (Learning Difficulty) adalah suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan. Kondisi yang demikian umumnya disebabkan oleh faktor biologis atau fisiologis, terutama berkenaan dengan kelainan fungsi otak yang lazim disebut sebagai kesulitan dalam belajar spesifik, serta faktor psikologis yaitu kesulitan belajar yang berkenaan dengan rendahnya motivasi dan minat belajar.

Ciri-ciri anak yang mengalami kesulitan belajar yaitu:
1.      Nilai pelajaran turun.
2.      Sulit mengatur kegiatan atau barang.
3.      Mudah lupa.
4.      Sering kehilangan barang-barang.
5.      Sering melamun.
6.      Ceroboh dan tidak teliti.
7.      Tidak termotivasi untuk belajar.
8.      Mudah menyerah.
9.      Sulit duduk tenang untuk jangka waktu yang lama.
10.  Banyak berbicara.
11.  Sulit menunggu giliran.
12.  Suka jail, iseng dan impulsif (bergerak tiba-tiba).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar, yaitu:
1.      Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam individu yang sedang belajar. Dalam membicarakan faktor intern ini, penulis akan membahasnya menjadi 2 faktor, yaitu faktor fisilogis dan faktor psikologis.
a.       Faktor Fisiologis
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berperan terhadap kemampuan bagi seseorang, anak yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berbeda belajarnya dengan anak yang ada dalam kelelahan. Anak-anak yang kurang gizi akan mudah cepat lelah, mudah mengantuk sehingga dalam kegiatan belajarnya mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran.
b.      Faktor Psikologis
Adapun yang termasuk faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar antara lain adalah inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan (Slameto, 1999 : 55).

2.      Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu :
a.       Keluarga, yang meliputi cara orang mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
b.      Sekolah, yang meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
c.       Masyarakat, yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.[1]

No comments:

Post a Comment