PENDIDIKAN MENUJU MASYARAKAT MODERN
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Perbandingan Pendidikan
Dosen Pengampu :
Drs. Moch. Fuad,
Disusun Oleh :
Nama : Ahmad Ridlowi
N I M : 06410060
Kelas / Smt : PAI 2 / VI
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2009
BAB I
PENDAHULUAN
Tepat tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia dapat menghirup udara kemerdekaan, terlepas dari kekangan para penjajah. Peristiwa tersebut juga merupakan titik tolak bagi pembangunan bangsa Indonesia ke depannya setelah kurang lebih 3,5 abad di jajah bangsa asing. Semangat nasionalisme untuk membangun kembali bangsa Indonesia berkobar hampir di seantero wilayah Indonesia. Mereka berlomba-lomba untuk mengisi kemerdekaan yang telah diraih dengan berbagai hal positif.
Hampir bersamaan dengan hari terbebasnya Indonesia dari penjajah, Jepang mengalami kekalahan dalam perang dunia II dengan dibom atomnya kota Hirosima dan Nagasaki. Jepang praktis lumpuh dalam segala segi kehidupan. Bahkan kaisar Jepang waktu itu menyatakan bahwa mereka sudah tidak punya apa-apa lagi kecuali tanah dan air. Belum lagi hukuman sebagai orang yang kalah perang yang melarang Jepang untuk membangun angkatan bersenjata. Semua itu merupakan hambatan yang sangat besar untuk dapat bangkit dan membangun sebuah peradaban baru. Tapi perkiraan akal manusia tidak selamanya benar. Jepang bangkit perlahan-lahan dengan memperbarui sistem pendidikan mereka dalam semua jenjang pendidikan. Dalam masa yang relatif singkat Jepang berhasil membangun negara mereka menjadi negara yang kuat dalam bidang ekonomi dan pendidikan. Bahkan merupakan negara ekonomi terkuat yang menjadi ancaman bagi AS sendiri.
Lalu bagaimana dengan Negara kita Indonesia? Kita tertinggal jauh dengan Jepang. Jepang telah berlari jauh di depan, kita malah masih tertatih-tatih bahkan jalan ditempat dan kadang-kadang juga mundur ke belakang. Mengapa demikian?? Apakah ada yang salah dengan sistem pendidikan kita..??
BAB II
PEMBAHASAN
Pada contoh paragraf pendahuluan di atas adalah gambaran nyata urgensi pendidikan yang telah dipahami dan diaplikasikan dengan baik oleh negara AS dan Jepang. Langkah yang mereka ambil telah membuktikan kepada dunia bahwa kemajuan pendidikan berarti kemajuan sebuah bangsa. Dan bangsa manapun di dunia ini yang mengabaikan pendidikan maka tunggulah kehancurannya.
Kalau kita mengamati pendidikan di Indonesia maka kita akan mendapatkan beberapa fenomena dan indikasi yang sangat tidak kondusif untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju dalam bidang pendidikan apalagi dalam bidang ekonomi. Fenomena dan indikasi tersebut antara lain:
Berdasarkan jenjang pendidikan yang telah diselesaikan oleh para pendidik, dapat kita temukan kondisi berikut ini: para guru di tingkat pendidikan dasar di Indonesia sangat jarang diantara mereka yang memiliki ijazah strata satu (S1). Rata-rata adalah tamatan sekolah menengah atau sarjana muda. Untuk tingkat pendidikan menengah pertama dan atas, maka akan kita temukan juga kondisi yang hampir sama. Tenaga pengajar ditingkat ini kebanyakan sarjana muda dan sedikit sekali yang merupakan sarjana penuh. Dan bisa dikatakan tidak ada diantara mereka yang tamatan S2.
Sementara itu kalau ditinjau dari segi kesiapan mereka secara ilmiah dalam aktifitas belajar mengajar, maka mayoritas dari sarjana atau tenaga pengajar yang terjun kebidang pendidikan ini tidak memiliki spesialisasi dalam bidang pendidikan. Artinya bukan lulusan dari fakultas pendidikan dan sejenisnya. Terutama untuk tingkat pendidikan menengah ke bawah. Padahal ilmu-ilmu pendidikan sangat perlu dimiliki oleh siapa saja yang menggeluti aktifitas mendidik. Karena mendidik bukanlah sekedar transfer ilmu pengetahuan dari guru kepada murid atau siswa, tetapi ia merupakan aktifitas yang komplek dan integral yang mempunyai metode dan seni tersendiri.
Indikasi lain dari gejala di atas adalah minimnya karya ilmiyah yang dihasilkan oleh para sarjana Indonesia. Contoh sederhana adalah masih jarangnya karya tulis dari penulis-penulis Indonesia. Yang ramai memenuhi pasar adalah buku-buku terjemahan, baik dari bahasa Arab, Inggris maupun bahasa lainnya. Kalaupun ada karya tulis dari penulis-penulis terkenal Indonesia, namun belum mampu menjadi rujukan di kawasan Asia tenggara apalagi untuk level Internasional. Coba kita bandingkan dengan karya Buya Hamka, tafsir Al Azhar yang menjadi rujukan bagi kebanyakan negara asia tenggara.
Problematika Pendidikan
Untuk menuju masyarakat modern ada beberapa hal yang harus di benahi terkait pendidikan. Salah satunya mengubah paradigma pendidikan. Selama hampir 3,5 abad bangsa Indonesia berada di bawah kekuasaan penjajah. Dan selama itu pula watak dan mentalitas bangsa mengalami degradasi yang pada akhirnya membentuk paradigma kurang baik dalam segala aspek, terutama pendidikan.
Kunci dasar paradigma pendidikan untuk menuju masyarakat modern ialah pendidikan yang demokratik, sebab tidak akan terbangun intelektualitas tanpa membebaskan pikirannya dari penjajahan.[1]
Pendidikan yang demokratik artinya pendidikan yang memberikan kebebasan terhadap semua oknum pendidikan (termasuk siswa) untuk mengambil suatu keputusan untuk kepentingan dirinya. Dengan demikian tidak akan ada yang merasa dirugikan dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga semuanya dapat berjalan beriringan, saling mendukung, bukannya saling menjatuhkan.
Pendidikan bukanlah sekedar masalah paradigma. Sebagai suatu sistem, pendidikan memiliki unsur-unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Hal yang paling memprihatinkan mengenai pendidikan di Indonesia ialah permasalahan yang terdapat hampir disetiap unsur pendidikan. Ibaratnya penyakit sudah komplikasi, sehingga untuk penyembuhannya amatlah sulit dan jika tidak ditemukan akar permasalahannya maka hal ini akan terus berlanjut.
Beberapa hal yang menjadi problem pendidikan di Indonesia ialah minimnya guru profesional, droup out murid, kurikulum yang tidak sesuai, kesenjangan kemajuan desa – kota, masalah gender, dan sebagainya. Kesemuanya itu sudah lama menjadi topik pembahasan dan perlu segera dicari solusinya jika memang benar-benar menginginkan masyarakat Indonesia yang modern dan sejahtera.
Pendidikan Menuju Masyarakat Modern
Masyarakat modern ialah masyarakat yang memiliki kemajuan dalam setiap aspek kehidupannya. Efisiensivitas dan efektivitas menjadi prioritas dalam setiap kegiatannya. Tidak heran jika mayoritas masyarakat menginginkan kehidupan yang modern.
Untuk menuju masyarakat modern maka berbagai hal yang menjadi problem pendidikan perlu segera diatasi. Dari sekian banyak problem, hal terpenting yang perlu segera diatasi adalah masalah kualitas pendidik. Sebagai ujung tombak pendidikan, pendidik diharapkan memiliki kapabilitas yang sesuai dengan bidang dan pekerjaannya. Dengan belajar sedikit pada negara Jepang kiranya kita dapat tahu bahwa peran pendidik dalam pendidikan amatlah urgen. Majunya suatu bangsa ditentukan oleh kemajuan pendidikannya.
Menjadi masyarakat modern haruslah siap dengan berbagai tantangan global. Sebab semakin modern / maju suatu masyarakat, semakin besar pula tantangannya. Untuk itu dibutuhkan pendidikan agar masyarakat tidak mengalami “shock future” atau perasaan nervous terhadap masa depan, yaitu tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Lantas bagaimana peran pendidikan untuk menjadikan masyarakat modern…???
Salah satu upaya pendidikan dalam mempersiapkan masyarakat menuju kehidupan modern ialah melalui kurikulum pendidikan. Kurikulum yang baik ialah kurikulum yang relevan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan serta kebutuhan masyarakatnya. Akan menjadi sedikit manfaatnya jika kurikulum tidak ada perubahan setiap tahunnya. Maka agar kurikulum dapat memberi manfaat sepenuhnya bagi masyarakat, kurikulum harus mengalami perubahan dan penyesuaian dengan perkembangan zamannya. Dengan demikian harapannya tidak akan ada lagi sarjana yang menganggur.
Masyarakat modern ialah masyarakat yang selalu bertindak cepat dalam setiap aktifitasnya, tidak ada istilah waktu terbuang sia-sia sebab waktu merupakan hal yang paling berharga. Sikap disiplin semacam ini selalu diajarkan dalam sekolah-sekolah, dimana siswa diwajibkan selalu tepat waktu dalam setiap proses pembelajaran. Sikap disiplin tidak akan terbentuk begitu saja jika tidak ditanamkan sejak dini.
Masyarakat modern ialah masyarakat yang selalu berpikir ilmiah dan sistematis. Setiap permasalahan yang timbul selalu dicari akar penyebabnya, jika perlu diadakan suatu penelitian untuk mencari tahu sebab akibatnya. Penggunaan nalar dan logika menjadi pola pikir keseharian mereka. Dalam pendidikan, pola berlikir ilmiah selalu ditanamkan dalam setiap materi pelajaran. Jarang ditemukan hal-hal yang bersifat spekulasi atau untung-untungan. Setiap fenomena yang terjadi selalu dicari sebab akibatnya.
Guru sebagai aktor utama dalam pendidikan memiliki peranan paling penting dalam mengantarkan bangsa menuju masyarakat modern. Itulah sebabnya mengapa masalah guru menjadi prioritas utama dalam setiap pembahasan masalah pendidikan. Selain sebagi sosok yang digugu dan ditiru, guru memiliki kewajiban mengantarkan peserta didiknya untuk menggapai masa depannya. Oleh sebab itu ”guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”[2].
Meskipun guru sebagai tokoh sentral dalam pendidikan, namun hal itu tidak menutup kemungkinan terhadap unsur-unsur pendidikan lain yang juga memiliki peran dan pengaruh penting dalam pendidikan. Sebagai suatu sistem, semua unsur harus berjalan relevan dengan unsur-unsur pendidikan lainnya. Itulah sebabnya mengapa pendidikan merupakan fenomena yang rumit dan tidak akan pernah selesai permasalahannya.
BAB III
KESIMPULAN
Pendidikan sebagai suatu upaya untuk mencerdaskan kahidupan bangsa juga bertujuan menjadikan manusia berperadaban tinggi. Pendidikanlah yang menjadikan manusia berbeda dengan makhluk Tuhan lainnya. Dan dengan pendidikan pulalah manusia dapat lebih praktis dalam menjalani kehidupannya.
Menjadi masyarakat modern merupakan keinginan hampir setiap bangsa di dunia, tak terkecuali Indonesia sebagai negara yang hidup di dunia ketiga. Namun demikian menjadi masyarakat modern tidaklah muda, ada babarapa hal yang perlu diperhatikaan dan dipersiapkan. Selain itu juga harus bersiap-siap menghadapi tantangan modernitas yang tentu saja amat kompleks.
Untuk itu penidikan memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sekaligus mengantarkan masyarakat menuju masyarakat modern. Dengan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan diharapkan mampu memberi bekal dan ketrampilan kepada setiap masyarakat dalam menghadapi kehidupan modern.
Disamping itu, relevansi antara tiap-tiap unsur pendidikan juga perlu diperhatikan pola perkembangannya. Sebagai suatu sistem, unsur-unsur pendidikan memiliki kterkaitan satu sama lain. Oleh karena itu kesesuaian antara unsur pendidikan satu dengan yang lainnya juga perlu dijaga posisinya.
Daftar Pustaka
Djohar, MS. Pendidikan Strategik. Yogyakarta: Lesfi. 2003
UU Guru dan Dosen, Jakarta: Visimedia. 2007
[1] Prof. Dr. H. Djohar, MS, Pendidikan Strategik (Lesfi: Yogyakarta, 2003) Halaman 86
[2] UU No. 14 Th 2005 Tentang Guru dan dosen (Visi Media: Jakarta. 2007) Halaman 64
No comments:
Post a Comment