06 November, 2014

Andaikan Buku itu Sepotong Pizza

RESUME BUKU


Judul buku      : Andaikan Buku itu Sepotong Pizza
Penulis             : Hernowo
Penerbit           : Kaifa
Tahun terbit     : 2003
Kota terbit       : Bandung
Jenis buku       : Pendidikan
Tebal Buku      : 276 halaman

Hernowo adalah penulis buku “dua halaman tampil beda” Mengikat Makna (Kaifa, 2001). Dia berkecimpung di dunia penerbitan buku selama lebih dari 20 tahun dan menjadi pengajar bahasa di bidang keterampilan membaca dan menulis selama lebih dari 4 tahun. Kini, hari-harinya selain terus diisi dengan aktifitas membaca dan menulis, dia juga mengarahkan dirinya untuk menekuni dunia baru pembelajaran (learning).
Buku ini memiliki keunikan tersendiri dan berbeda dengan buku-buku lain yang sejenis. Pada halaman depan, penulis terlebih dahulu memberikan poin-poin penting yang nantinya akan dibahas. Seperti beberapa komentar media masa yang mendukung atas terbitnya buku ini, dan “Peta Kecerdasan” ala Howard Gardner yang diilustrasikan dengan gambar unik yang nantinya salah satu bagian dari peta kecerdasan itu akan dibahas dalam buku ini. Selain itu, sebelum penulis memulai pembahasannya, terlebih dahulu ia memberikan tips-tips tentang bagaimana cara-cara agar membaca itu bisa diserap dan dipahami. Diantara tips-tips itu yaitu, memnaca aktif (bagaimana menyerap “gizi” buku secara maksimal), membaca imajinatif (bagaimana menjadikan buku sebagai apapun), bagaimana mengikat makna (bagaimana menghasilkan tulisan yang bertenaga), dan sebagainya. Tentu saja tips-tips itu sangat berguna sebagai persiapan dalam memahami bacaan terutama bagi mereka yang belum tahu cara-cara memahami bacaan.
Dalam menulis buku ini, Hernowo memiliki ciri khas tersendiri. Ia mengemukakan idenya dengan menggunakan bahasa yang tidak terlalu kaku dan malah ia sendiri mengetakan seperti menulis di buku diary. Meskipun demikian tetap tidak mengurangi kualitas tulisannya dan justru malah menjadi mudah dipahami oleh pembaca.
Dewasa ini banyak sekali beraneka ragam buku-buku yang dijual di pasaran. Baik itu di toko-toko besar dan megah maupun di pasar loakan, semuanya ada. Bahkan ada juga yang menjual buku-buku di trotoar jalan terutama di kota pelajar. Mereka menggelar tikar dan menjajakan bukunya kepada orang yang lalu lalang, Nah, untuk memperoleh pengetahuan dari buku-buku tersebut maka diperlukanlah keterampilan mambaca. Mampu membaca saja tidaklah cukup, tetapi juga harus bisa memahami apa yang dibaca agar kita tahu apa isi dari buku tersebut. Buku ini memberikan solusi kepada kita tentang bagaimana kiat-kita sukses memahami bacaan melalui word smart dan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan.
Buku ini mengulas tentang bagaimana caranya agar buku yang kita baca itu seolah-olah adalah suatu makanan kesukaan kita. Coba bayangkan seandainya saja buku yang ada di sekeliling kita bagaikan makanan yang kita sukau, apa yang akan terjadi? Tentu saja kita akan melahap buku-buku itu dengan kenikmatan yang tiada tara. Tentu kita akan “memakan” buku-buku itu setiap hari, sebagaimana kita sarapan, makan siang, kemudian makan malam, dan diselingi ngemil setiap harinya.
Melalui buku ini, penulis ingin menunjukkan bahwa buku itu mempunyai rasa dan aroma yang bisa membangkitkan selera. Seperti yang telah disebutkan di atas, buku ini mengupas tentang pentingnya membaca dan menulis,  mulai dari menganggap buku sebagai makanan, apa saja manfaat yang kita peroleh dari membaca buku, dan bagaimana membaca dengan gaya SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual). Berisi pula tentang cara-cara ampuh menjadikan seorang anak gemar membaca dan bagaimana menjadi kan membaca sebagai bagian penting aktivitas bermain bagi anak-anak. Adapun mengenai pentingnya menulis membahas tentang:
1.      Membangun gagasan dan mengembangkan gaya menulis.
2.      Belajar menulis dalam gaya personal.
3.      Mengapa gaya tulis skripsi cenderung kaku, kering, dan tidak mengalir.
4.      Cara baru penulisan ilmiah yang berisi tentang kriteria ilmiah sebuah tulisan dan cara membuat tulisan ilmiah dengan beberapa tips.
Pada sub kedua yang berjudul MAKNA YANG MENJADI terdapat beberapa bahasan yaitu sebagai berikut:
1.      Pembahasan terhadap buku Harry Potter yang ditulis oleh Rowling. Kelebihan Rowling terletak pada kemampuannya untuk membuat anak-anak, bahkan orang dewasa, mengidentifikasi diri dengan Potter (sang tokoh utama) dan membawa mereka ke sebuah dunia yang hidup di alam imajinasi, yang membuat mereka takjub. Selain itu, keistimewaan Rowling yang lainnya adalah kemampuannya menunjukkan bahwa sastra adalah bacaan yang bisa menembus berbagai lapisan pembaca dari segala usia, kelompok, ras, dan latar belakang pendidikan. Mungkin itulah beberapa alasan yang membuat buku Harry potter menjadi terkenal dan disukai semua orang.
2.      Menghadirkan rasa senang di ruangan kelas di sekolah. Berisi tentang bagaimana caranya agar rasa senang bisa tercipta di ruang kelas dengan menggunakan beberapa cara.
3.      Mengajarkan sastra.
4.      Pengayaan dan pencanggihan keberadaan manusia di dunia wacana.
Pada intinya penulis mengarahkan teorinya kepengembangan word smart, yaitu kemampuan menggunakan kata secara efektif yang dapat mengantarkan seseoang untuk lebih tajam dalam mengenali diri (siapa diri sebenarnya), memeperbaiki diri dan mendapatkan cara baru untuk mempelajari sesuatu (dalam hal ini kita dituntut untuk kreatif).
Kelebihan buku dilihat dari segi bahasa, buku ini mudah untuk dipahami karena di dalamnya hanya terdapat sedikit istilah-istilah asing. Kalaupun ada, pastilah istilah-istilah itu diberi keterangan untuk memperjelas maksud dari istilah-istilah tersebut. Sehingga untuk orang awam pun bisa memahaminya. Bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari. Bahkan penulis mengatakan sendiri bahwa dalam penulisan buku ini, ia bagaikan menulis di buku diary. Hal ini membuat kita seolah-olah akrab dengan buku ini. Jika kita sudah merasa akrab maka akan mudah bagi kita untuk memahami isi buku. Nah, inilah salah satu kelebihan dari buku ini dan masih ada lagi kelebihan-kelebihan lainnya.
Penggunaan kata yang dipakai penulis dalam mengutarakan ide/gagasannya juga jelas dan tidak berbelit-belit. Penulis juga mengemukakan gagasannya secara sistematis. Artinya setiap ide/gagasan utamanya ia jadikan suatu poin-poin penting, lalu dijabarkan satu persatu dengan penjelasan yang lugas dan mudah dimengerti. Hal ini tentu saja sangat membantu bagi para pembaca dalam memahami suatu bacaan dan juga membantu mereka-mereka yang ingin meringkas isi buku ini. Bila kita membaca buku ini, maka akan terasa enak sekali seolah-olah kita mengalir terbawa arus isi buku ini. Maksudnya antar paragraf tersebut akan ada hubungannya.
Agar pembaca tidak merasa jemu dengan buku ini, maka penulis sajikan pula ilustrasi yang menarik. Sebagai contoh gambar pada halaman 132, digambarkan sebuah otak berikut beserta keterangan mengenai fungsi bagian otak yang erat kaitannya dengan membaca dan menulis. Contoh lain pada halaman 266, yaitu sebuah lukisan Escher yang berjudul Concave and Convex, yaitu sebuah lukisan yang memerlukan kecermatan dan ketelitian dalam memahaminya.
Terdapat pula beberapa kata mutiara yang dikutip dari tokoh-tokoh terkenal sebagai suatu ungkapan untuk memacu semangat dalam mencapai segala sesuatu yang dicita-citakan. Misalnya kata mutiara yang ditulis oleh Dean Koontz pada halaman 4 yang berbunyi: “Semakin sering orang menulis dan semakin sering pula orang memikirkan tulisannya, semakin bagus jualah karyanya.”
Kata-kata itu mamacu semangat kita untuk terus-menerus menulis sampai mendapatkan tulisan yang bermutu dan bernilai tinggi. Contoh lainnya yang ditulis Dr. C. Edward Coffey: “kegiatan membaca buku mampu mencegah kerusakan saraf-saraf otak”. Dan sebagainya.
Dilihat dari sudut pandang penulisan, buku ini kebanyakan menggunakan kata ganti orang pertama yaitu “saya”. Menurutnya (penulis sendiri), ia hanya dapat menulis apabila materi yang ditulis itu melibatkan dirinya. Ia akan mengalami kesulitan mengekspresikan gagasan dan pandangannya apabila sebuah tulisan tida diawali dengan kata “saya”. Memang banyak sekali penulis yang mempu mengekspresikan gagasan dan pandangannya dalam berpikir diawali dengan kata apa saja, tetapi tidak sedikit pula para penulis yang mengawali gagasan dan pandangannya dengan kata “saya”. Mungkin inilah salah satu bentuk kelemahan dari penulis. Akan tetapi bisa juga merupakan salah satu ciri khas penulis itu sendiri.
Sejatinya, apa yang ditawarkan penulis buku ini adalah hal yang biasa-biasa saja yang setiap hari nyaris kita temui dalam hidup sehari-hari. Namun dengan jeli dan kritis, Hernowo mengubahnya secara luar biasa sehingga menghasilkan sosok buku yang luar biasa pula.
Buku ini layak disimak siapa saja tanpa kecuali. Baik itu anak-anak, remaja, dan dewasa, semuanya tidak dilarang untuk membacanya. Bagi para pelajar dan mahasiswa yang setiap harinya berhadapan dengan buku, maka membaca buku ini adalah sesuatu yang sangat dianjurkan. Lebih-lebih bagi mereka yang belum bisa menyerap dan mencerna isi dari sebuah buku.

Anda mungkin juga ingin membaca :

- Andaikan Buku Itu Sepotong Pizza
- Active Learning
- Rahasia Tidur

No comments:

Post a Comment