RESUME BUKU
Judul buku :
Andaikan Buku itu Sepotong Pizza
Penulis :
Hernowo
Penerbit :
Kaifa
Tahun terbit :
2003
Kota terbit :
Bandung
Jenis buku :
Pendidikan
Tebal Buku :
276 halaman
Hernowo adalah penulis buku “dua
halaman tampil beda” Mengikat Makna (Kaifa, 2001). Dia berkecimpung di dunia
penerbitan buku selama lebih dari 20 tahun dan menjadi pengajar bahasa di
bidang keterampilan membaca dan menulis selama lebih dari 4 tahun. Kini,
hari-harinya selain terus diisi dengan aktifitas membaca dan menulis, dia juga
mengarahkan dirinya untuk menekuni dunia baru pembelajaran (learning).
Buku ini memiliki keunikan
tersendiri dan berbeda dengan buku-buku lain yang sejenis. Pada halaman depan,
penulis terlebih dahulu memberikan poin-poin penting yang nantinya akan
dibahas. Seperti beberapa komentar media masa yang mendukung atas terbitnya
buku ini, dan “Peta Kecerdasan” ala Howard Gardner yang diilustrasikan dengan
gambar unik yang nantinya salah satu bagian dari peta kecerdasan itu akan
dibahas dalam buku ini. Selain itu, sebelum penulis memulai pembahasannya,
terlebih dahulu ia memberikan tips-tips tentang bagaimana cara-cara agar membaca
itu bisa diserap dan dipahami. Diantara tips-tips itu yaitu, memnaca aktif
(bagaimana menyerap “gizi” buku secara maksimal), membaca imajinatif (bagaimana
menjadikan buku sebagai apapun), bagaimana mengikat makna (bagaimana
menghasilkan tulisan yang bertenaga), dan sebagainya. Tentu saja tips-tips itu
sangat berguna sebagai persiapan dalam memahami bacaan terutama bagi mereka
yang belum tahu cara-cara memahami bacaan.
Dalam menulis buku ini, Hernowo
memiliki ciri khas tersendiri. Ia mengemukakan idenya dengan menggunakan bahasa
yang tidak terlalu kaku dan malah ia sendiri mengetakan seperti menulis di buku
diary. Meskipun demikian tetap tidak mengurangi kualitas tulisannya dan
justru malah menjadi mudah dipahami oleh pembaca.
Dewasa ini banyak sekali beraneka
ragam buku-buku yang dijual di pasaran. Baik itu di toko-toko besar dan megah
maupun di pasar loakan, semuanya ada. Bahkan ada juga yang menjual buku-buku di
trotoar jalan terutama di kota pelajar. Mereka menggelar tikar dan menjajakan
bukunya kepada orang yang lalu lalang, Nah, untuk memperoleh pengetahuan dari
buku-buku tersebut maka diperlukanlah keterampilan mambaca. Mampu membaca saja
tidaklah cukup, tetapi juga harus bisa memahami apa yang dibaca agar kita tahu
apa isi dari buku tersebut. Buku ini memberikan solusi kepada kita tentang
bagaimana kiat-kita sukses memahami bacaan melalui word smart dan
langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan.
Buku ini mengulas tentang bagaimana
caranya agar buku yang kita baca itu seolah-olah adalah suatu makanan kesukaan
kita. Coba bayangkan seandainya saja buku yang ada di sekeliling kita bagaikan
makanan yang kita sukau, apa yang akan terjadi? Tentu saja kita akan melahap
buku-buku itu dengan kenikmatan yang tiada tara. Tentu kita akan “memakan”
buku-buku itu setiap hari, sebagaimana kita sarapan, makan siang, kemudian
makan malam, dan diselingi ngemil setiap harinya.
Melalui buku ini, penulis ingin
menunjukkan bahwa buku itu mempunyai rasa dan aroma yang bisa membangkitkan
selera. Seperti yang telah disebutkan di atas, buku ini mengupas tentang
pentingnya membaca dan menulis, mulai
dari menganggap buku sebagai makanan, apa saja manfaat yang kita peroleh dari
membaca buku, dan bagaimana membaca dengan gaya SAVI (Somatis, Auditori,
Visual, Intelektual). Berisi pula tentang cara-cara ampuh menjadikan seorang
anak gemar membaca dan bagaimana menjadi kan membaca sebagai bagian penting
aktivitas bermain bagi anak-anak. Adapun mengenai pentingnya menulis membahas
tentang:
1.
Membangun gagasan dan mengembangkan gaya
menulis.
2.
Belajar menulis dalam gaya personal.
3.
Mengapa gaya tulis skripsi cenderung kaku,
kering, dan tidak mengalir.
4.
Cara baru penulisan ilmiah yang berisi tentang
kriteria ilmiah sebuah tulisan dan cara membuat tulisan ilmiah dengan beberapa
tips.
Pada sub kedua yang berjudul MAKNA
YANG MENJADI terdapat beberapa bahasan yaitu sebagai berikut:
1.
Pembahasan terhadap buku Harry Potter yang
ditulis oleh Rowling. Kelebihan Rowling terletak pada kemampuannya untuk
membuat anak-anak, bahkan orang dewasa, mengidentifikasi diri dengan Potter
(sang tokoh utama) dan membawa mereka ke sebuah dunia yang hidup di alam
imajinasi, yang membuat mereka takjub. Selain itu, keistimewaan Rowling yang
lainnya adalah kemampuannya menunjukkan bahwa sastra adalah bacaan yang bisa
menembus berbagai lapisan pembaca dari segala usia, kelompok, ras, dan latar
belakang pendidikan. Mungkin itulah beberapa alasan yang membuat buku Harry
potter menjadi terkenal dan disukai semua orang.
2.
Menghadirkan rasa senang di ruangan kelas di
sekolah. Berisi tentang bagaimana caranya agar rasa senang bisa tercipta di
ruang kelas dengan menggunakan beberapa cara.
3.
Mengajarkan sastra.
4.
Pengayaan dan pencanggihan keberadaan manusia
di dunia wacana.
Pada intinya penulis mengarahkan
teorinya kepengembangan word smart, yaitu kemampuan menggunakan kata
secara efektif yang dapat mengantarkan seseoang untuk lebih tajam dalam
mengenali diri (siapa diri sebenarnya), memeperbaiki diri dan mendapatkan cara
baru untuk mempelajari sesuatu (dalam hal ini kita dituntut untuk kreatif).
Kelebihan buku dilihat dari segi
bahasa, buku ini mudah untuk dipahami karena di dalamnya hanya terdapat sedikit
istilah-istilah asing. Kalaupun ada, pastilah istilah-istilah itu diberi
keterangan untuk memperjelas maksud dari istilah-istilah tersebut. Sehingga
untuk orang awam pun bisa memahaminya. Bahasa yang digunakan adalah bahasa
sehari-hari. Bahkan penulis mengatakan sendiri bahwa dalam penulisan buku ini,
ia bagaikan menulis di buku diary. Hal ini membuat kita seolah-olah
akrab dengan buku ini. Jika kita sudah merasa akrab maka akan mudah bagi kita
untuk memahami isi buku. Nah, inilah salah satu kelebihan dari buku ini dan
masih ada lagi kelebihan-kelebihan lainnya.
Penggunaan kata yang dipakai penulis
dalam mengutarakan ide/gagasannya juga jelas dan tidak berbelit-belit. Penulis juga
mengemukakan gagasannya secara sistematis. Artinya setiap ide/gagasan utamanya
ia jadikan suatu poin-poin penting, lalu dijabarkan satu persatu dengan
penjelasan yang lugas dan mudah dimengerti. Hal ini tentu saja sangat membantu
bagi para pembaca dalam memahami suatu bacaan dan juga membantu mereka-mereka
yang ingin meringkas isi buku ini. Bila kita membaca buku ini, maka akan terasa
enak sekali seolah-olah kita mengalir terbawa arus isi buku ini. Maksudnya antar
paragraf tersebut akan ada hubungannya.
Agar pembaca tidak merasa jemu
dengan buku ini, maka penulis sajikan pula ilustrasi yang menarik. Sebagai contoh
gambar pada halaman 132, digambarkan sebuah otak berikut beserta keterangan
mengenai fungsi bagian otak yang erat kaitannya dengan membaca dan menulis. Contoh
lain pada halaman 266, yaitu sebuah lukisan Escher yang berjudul Concave
and Convex, yaitu sebuah lukisan yang memerlukan kecermatan dan ketelitian
dalam memahaminya.
Terdapat pula beberapa kata mutiara
yang dikutip dari tokoh-tokoh terkenal sebagai suatu ungkapan untuk memacu
semangat dalam mencapai segala sesuatu yang dicita-citakan. Misalnya kata
mutiara yang ditulis oleh Dean Koontz pada halaman 4 yang berbunyi: “Semakin
sering orang menulis dan semakin sering pula orang memikirkan tulisannya,
semakin bagus jualah karyanya.”
Kata-kata itu mamacu semangat kita
untuk terus-menerus menulis sampai mendapatkan tulisan yang bermutu dan
bernilai tinggi. Contoh lainnya yang ditulis Dr. C. Edward Coffey: “kegiatan
membaca buku mampu mencegah kerusakan saraf-saraf otak”. Dan sebagainya.
Dilihat dari sudut pandang
penulisan, buku ini kebanyakan menggunakan kata ganti orang pertama yaitu “saya”.
Menurutnya (penulis sendiri), ia hanya dapat menulis apabila materi yang
ditulis itu melibatkan dirinya. Ia akan mengalami kesulitan mengekspresikan
gagasan dan pandangannya apabila sebuah tulisan tida diawali dengan kata “saya”.
Memang banyak sekali penulis yang mempu mengekspresikan gagasan dan
pandangannya dalam berpikir diawali dengan kata apa saja, tetapi tidak sedikit
pula para penulis yang mengawali gagasan dan pandangannya dengan kata “saya”. Mungkin
inilah salah satu bentuk kelemahan dari penulis. Akan tetapi bisa juga
merupakan salah satu ciri khas penulis itu sendiri.
Sejatinya, apa yang ditawarkan
penulis buku ini adalah hal yang biasa-biasa saja yang setiap hari nyaris kita
temui dalam hidup sehari-hari. Namun dengan jeli dan kritis, Hernowo
mengubahnya secara luar biasa sehingga menghasilkan sosok buku yang luar biasa
pula.
Buku ini layak disimak siapa saja tanpa
kecuali. Baik itu anak-anak, remaja, dan dewasa, semuanya tidak dilarang untuk
membacanya. Bagi para pelajar dan mahasiswa yang setiap harinya berhadapan
dengan buku, maka membaca buku ini adalah sesuatu yang sangat dianjurkan. Lebih-lebih
bagi mereka yang belum bisa menyerap dan mencerna isi dari sebuah buku.
Anda mungkin juga ingin membaca :
- Andaikan Buku Itu Sepotong Pizza
- Active Learning
- Rahasia Tidur
No comments:
Post a Comment