A.
Pengertian Burhani
Dalam bahasa Arab, al-burhan
berarti argumen yang jelas (al-hujjah al-bayanah). Dalam perspektif
logika (al-mantiq), burhani adalah aktifitas berpikir untuk menetapkan
kebenaran suatu premis melalui metode penyimpulan, yaitu dengan menghubungkan
premis tersebut dengan premis yang lain yang oleh nalar dibenarkan atau telah
terbukti kebenarannya.
Dalam khazanah kosa kata bahasa Arab,
secara epistemologis kata al-burhan berarti argumen yang tegas dan
jelas. Kata ini kemudian disadur sebagai salah satu terminologi yang
dipakai dalam ilmu mantiq untuk menunjukkan arti proses penalaran yang
menetapkan benar tidaknya suatu preposisi melalui cara deduksi.
B.
Macam-macam Pembagian Ilmu Rumpun
Burhani
1.
Filsafat
Pengertian filsafat terbagi menjadi
dua, yaitu dari segi semantik dan dari segi praktis. Dari segi semantik,
filsafat adalah perkataan yang berasal dari kata Arab: falsafah yang
berasal dari bahasa Yunani, philo dan sophia yaitu cinta dan
pengetahuan. Jadi philosophia adalah cinta kepada kebijaksanaan atau
cinta kepada kebenaran. Artinya bahwa setiap orang yang berfilsafat akan
menjadi bijak. Orang yang cinta pada pengetahuan disebut philosophet,
dalam bahasa Arabnya failasuf.[1]
Sedangkan dari segi praktis, filsafat
adalah alam pikiran/berpikir, sehingga berfilsafat dapat diartikan sebagai
kegiatan berpikir, namun tidak semua orang yang berpikir itu berarti
berfilsafat. Jadi berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh
tentang hakekat suatu kebenaran.[2]
Adapun pengertian filsafat menurut
beberapa tokoh yaitu:
a.
Plato; filsafat adalah pengetahuan
tentang segala sesuatu yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat untuk mencapai
kebenaran asli).
b.
Aristoteles; filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang meliputi kebenaran yang di dalamnya berisi tentang ilmu-ilmu
metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat
yang menyelidiki sebab asas segala benda).
c.
Al-Farabi; filsafat adalah ilmu
pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan untuk menyelidiki hakekat yang
sebenarnya.
d.
Hasbullah Bakri; filsafat adalah
ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam tentang ketuhanan, alam
semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan yang dapat dicapai
oleh akal manusia.[3]
Manfaat Mempelajari Filsafat
Menurut Harold H. Hilus manfaat
mempelajari filsafat adalah untuk membentuk seseorang menjadi bijaksana, karena
menurutnya salah satu tujuan filsafat adalah kebijaksanaan.
Manfaat filsafat menurut Dr. Oemar A.
Hosein adalah memberikan kepuasan pada keinginan manusia tentang pengetahuan.
Sementara menurut Sutan Takdir Alisyahbana adalah memberikan ketenangan dan kemantapan
hati, karena menurutnya filsafat selalu mencari kebenaran dalam arti yang
sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya.
2.
Ilmu Kealaman
Ilmu kealaman adalah ilmu yang
mempelajari tentang (a) alam semesta, (b) tata surya, dan (c) asal mula
kehidupan di bumi.
a.
Alam Semesta
Alam semesta mencakup mikrokosmos dan makrokosmos.
Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil.
Misalnya atom, elektron, sel, dan sebagainya. Sedangkan makrokosmos adalah
benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, contohnya bintang, planet,
dan galaksi.
Para ahli astronomi mengatakan bahwa ruang angkasa dan
benda-benda langit ada di dalam alam semesta. Manusia sebagai makhluk bertuhan
yang berakal itu selalu ingin tahu tentang hal-hal yang diamati di alam semesta
ini.[4]
b.
Tata Surya
Tata surya adalah planet-planet yang mengelilingi
matahari. Secara kelompok planet di dalam tata surya terbagi menjadi 2 golongan
yaitu planet kecil dan planet raksasa. Planet kecil terdiri dari Merkurius,
Venus, Bumi, Mars. Sedangkan planet raksasa terdiri dari Jupiter, Saturnus,
Uranus, dan Neptunus.
c.
Asal mula kehidupan di bumi
Para ahli menganggap bahwa makhluk hidup itu berasal
dari makhluk tak hidup. Anggapa ini disebut teri Generatio Spontanea atau
teori Abiogenesis. Misalnya kecebong berasal dari lumut, ulat berasal
dari bangkai, dan sebagainya.[5]
3.
Ilmu Sosial
Ilmu sosial adalah penerapan metode
ilmiah untuk mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia. Cabang-cabang
ilmu sosial antara lain, antropologi, budaya, ekonomi, geografi, hukum,
komunikasi, linguistik, pendidikan, politik, psikologi, dan sejarah.
4.
Humaniora
Ilmu humaniora adalah sebuah ilmu
yang menerangkan (mempelajari) sosial, tingkah laku manusia, lingkungan hidup
dan kebudayaan-kebudayaan bangsa. Termasuk ilmu humaniora yaitu psikologi,
sosiologi, dan antropologi.
C.
Sistem Pemikiran Burhani
Sistem pemikiran Burhani sangatlah
berbeda jika dibandingkan dengan sistem pemikiran Bayani yang secara priori
telah menjadikan realitas kewahyuan (Al Qur’an dan Sunah) yang terkemas dalam
wacana bahasa dan agama, sebagai acuan berpijak bagi pemerolehan pengetahuan.
Juga berbeda dengan nalar Irfani yang mendasarkan pengetahuan pada direct
experience (pengalaman langsung).
Nalar Burhani dimaksudkan untuk
menganalisis faktor kausalitas dari tema-tema yang dikajinya dan merumuskan
suatu kebenaran, yaitu pengetahuan yang bersifat benar dan meyakinkan atau yang
dikenal dalam bahasa Aristoteles “ilmu”. Di sinilah letak keunggulan nalar
Burhani. Jika dibandingkan dengan nalar yang lainnya, terdapat kenyataan bahwa
nalar Burhani menggunakan silogisme atau penalaran logis dengan menggunakan
premis-premis yang benar, sehingga menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang
benar dan pasti. Oleh karenanya, pembuktian secara demonstratif (Burhani)
dipandang sebagai metode pembuktian yang paling ilmiah.
Dalam realitas historis, sistem pemikiran
Burhani ini banyak dikembangkan oleh kalangan filosof muslim semisal Al-Kindi,
Al-Farabi, dan Ibnu Sina. Munculnya sistem epistemik ini terkait erat dengan
pengaruh budaya Yunani yang masuk ke dunia Islam.
Daftar
Pustaka
Mudhar, Atho, M, Pendekatan
Studi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1998
Muslih, Muhammad, Filsafat Ilmu.
Yogyakarta: Belukar. 2004
Nasution, Harun, Islam Ditinjau
Dari Berbagai Aspeknya. Jakarta: UI Press. 1978
Nasution, Khoirudin, Pengantar
Studi Islam. Yogyakarta: Academia. 2004
Sarwono, Sarlito Wirawan, Pengantar
Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang. 1975
[1]
Ahmad Syadili, Mudzakir, Filsafat Umum untuk Fakultas Tarbiyah dan
Ushuluddin Komponen MKDK (Bandung: Pustaka Setia. 1997) hal. 11
[2]
Ibid., hal. 11
[3] Ahmad Syadili dan
Mudzakir, Filsafat Umum untuk Fakultas Tarbiyah dan Ushuluddin Komponen MKDK
(Bandung: Pustaka Setia, 1997) hal. 15-16
[4] Abdullah Aly dan Eny
Rahma, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000) hal. 34
[5] Ibid., hal. 47
Anda mungkin juga ingin membaca :
No comments:
Post a Comment