19 December, 2009

MEMAHAMI KONSEP TA’LIM TARBIYAH DAN TA’DIB

Oleh : Zaenul Ngator

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
(QS. Al 'Alaq: 1 - 5)

Pendidikan adalah usaha untuk membantu atau menolong pengembangan manusia sebagai makhluk individu, sosial, makhluk susila dan makhluk keagamaan.
Dalam Islam, pendidikan menjadi suatu perhatian utama. Oleh karena itu wahyu yang pertama-tama diturunkan, mengandung perintah membaca kepada Rasulallah SAW, seperti yang tertera dalam ayat 1 – 5 surat Al-alaq di atas: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-Mu yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan kalam. Dia mengajarkan pada manusia apa yang tidak diketahuinya”.
Pengertian Ta’lim, Tarbiyah dan ta’dib
Ta’lim
Secara bahasa (etimologi), ta’lim merupakan bentuk masdar dari kata ‘allama-yu’allimu-ta’liman, yang berarti pengajaran. Sedangkan menurut istilah (terminologi) kata ta’lim adalah merujuk kepada pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampaian pengertian, pengetahuan dan ketrampilan.
Tarbiyah
Secara bahasa, tarbiyah merupakan bentuk masdar dari kata rabba-yurabbi-tarbiyyatan, yang berarti pendidikan. Sedangkan menurut istilah kata tarbiyah merupakan tindakan mengasuh, mendidik dan memelihara.
Ta’dib
Secara bahasa, ta’dib merupakan bentuk masdar dari kata addaba-yuaddibu-ta’diban, yang berarti mengajarkan sopan santun. Sedangkan menurut istilah ta’dib dapat diartikan sebagai proses mendidik yang memfokuskan kepada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi pekerti pelajar.
Dari definisi ketiga istilah di atas terlihat dengan jelas bahwa antara istilah ta’lim, tarbiyah dan ta’dib masing-masing memiliki perbedaan.
Memahami konsep Ta’lim, Tarbiyah dan Ta’dib
Untuk memahami terhadap konsep Ta’lim, Tarbiyah dan ta’dib, dapat dilihat dari beberapa uraian dan penjelasan para pakar atau ahli berikut ini:
Abdul Fattah Jalal, mendefinisikan ta’lim sebagai proses pemberian pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, penanaman amanah, sehingga diri manusia itu menjadi suci atau bersih dari segala kotoran dan menjadikan diri manusia itu berada dalam suatu kondisi yang memungkinkan untuk menerima al-hikmah serta mempelajari segala apa yang bermanfaat baginya dan yang tidak diketahuinya.
Menurut definisi ini, ta’lim mencakup aspek-aspek pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan seseorang dalam hidupnya serta pedoman perilaku yang baik, sebagaimana firman Allah dalam Q.S. yunus ayat 5.
“ Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkannya manzilah-manzilah (ketempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu supaya kamu mengerti bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui”.
Selain itu menurut definisi ini juga, ta’lim merupakan suatu proses yang terus menerus di usahakan manusia semenjak dilahirkan. Sebab manusia dilahirkan tidak mengetahui sesuatu apapun, sebagaimana firman Allah dalam surat An-nahl ayat 78:
“dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur”.
Menurut Muhammad Jamaludin al-Qosimi, bahwa at-tarbiyah ialah proses penyampaian sesuatu batas kesempurnaan yang dilakukan secara tahap demi tahap. Sebaliknya menurut Al-Asfahani at-tarbiyah adalah proses menumbuhkan sesuatu bertahap yang dilakukan sedikit sesuai pada batas kesempurnaan.
Menurut pengertian di atas, kata tarbiyah diperuntukan khusus bagi manusia yang mempunyai potensi rohani, sedangkan pengertian tarbiyah yang dikaitkan dengan alam raya mempunyai arti pemeliharaan dan memenuhi segala yang dibutuhkan serta menjaga sebab-sebab eksistensinya.
Menurut Sayed Muhammad An-Naquib Al-Attas, kata at-ta’dib adalah pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan dalam tatanan wujud dan keberadaannya.
Dalam definisi ini, ta’dib mencakup unsur-unsur pengetahuan (ilmu), pengajaran (at-ta’lim), dan pengasuhan yang baik (at-tarbiyah). Oleh sebab itu menurut Sayed Muhammad An-Naquib Al-Attas, tidak perlu mengacu pada konsep pendidikan dalam Islam sebagai tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib sekaligus. Karena ta’dib adalah istilah yang paling tepat dan cermat untuk menunjukan dalam arti Islam.
Analisis Perbandingan anatara konsep Ta’lim, Tarbiyah dan ta’dib
Istilah Ta’lim, Tarbiyah dan ta’dib setelah dijelaskan dapatlah diambil suatu analisa. Jika ditinjau dari segi penekanannya terdapat titik perbedaan antara satu dengan lainnya, namun apabila dilihat dari unsur kandungannya, terdapat keterkaitan kandungannya yang saling mengikat satu sama lain yakni dalam hal memelihara dan mendidik anak.
Dalam ta’lim, titik tekannya adalah pada penyampaian ilmu pengetahuan yang benar, pemahaman, pengertian, tanggungjawab dan penanaman amanah kepada anak. Oleh karena itu ta’lim disini mencakup aspek-aspek pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan seseorang dalam hidupnya dan pedoman perilaku yang baik.
Sedangkan pada tarbiyah, titik tekannya adalah difokuskan pada bimbingan anak supaya berdaya (punya potensi) dan tumbuh kelengkapan dasarnya serta dapat berkembang secara sempurna. Yaitu pengembangan ilmu dalam diri manusia dan pemupukan akhlak yakni pengamalan ilmu yang benar dalam mendidik pribadi.
Adapun ta’dib, titik tekannya adalah pada penguasaan ilmu yang benar dalam diri seseorang agar menghasilkan kemantapan amal dan tingkah laku yang baik.
Dengan pemaparan ketiga konsep di atas, maka terlihatlah bahwa konsep Ta’lim, Tarbiyah dan ta’dib dapat digunakan secara bersama-sama untuk pendidikan Islam. Hanya saja proses ta’lim lebih luas jangkauannya dan lebih umum sifatnya dibandingkan dengan proses tarbiyah yakni mencangkup fase bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa. Sedangkan tarbiyah itu khusus pendidikan dan pengajaran fase bayi dan anak-anak. Penonjolan kualitatif pada konsep tarbiyah adalah rahmah (kasih sayang) dan bukannya ilmu (pengetahuan). Sementara dalam proses ta’dib pengetahuan lebih diutamakan dari pada kasih sayang. Oleh karena itu mua’lim dan mua’ddib adalah orang yang mendidik, mengajar anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang.

Anda mungkin juga ingin membaca :

1.      Hikmah Ramadhan
5.      Manfaat Berjilbab

41.  ......

No comments:

Post a Comment